Pertumbuhan karier Disc Jockey (DJ) terbilang cukup pesat. Karier yang erat dengan hiburan malam ini memang terbilang cukup di minati. Untuk itu, dalam merangkul mereka, hadirlah Persatuan Disc Jockey Indonesia (PDJI). Tujuannya tak lain untuk mengangkat harkat dan derajat para DJ.

Dari laman PDJI, gagasan didirikannya organisasi Persatuan Disc Jockey Indonesia (PDJI) pada awalnya dicetuskan oleh seorang DJ legendaris Indonesia bernama Krishyan Tanjung yang ketika itu pada tahun 1984 bertemu dengan seorang pengusaha muda bernama Joineri Kahar (akrab dipanggil dengan sebutan “Bang Joi”).
Kedua orang yang kemudian menjadi founders PDJI tersebut bercita-cita untuk menaikkan harkat dan derajat para DJ Indonesia sekaligus agar dapat memperoleh pengakuan terhadap profesi DJ yang ketika itu masih bisa dibilang baru saja berkembang. Bang Joi kemudian menjadi ketua pertama.
Ironisnya sejalan dengan berkembang pesatnya dunia entertainment di Indonesia dan munculnya banyak DJ berbakat dari generasi-generasi berikutnya justru perjalanan PDJI sebagai organisasi seolah tersendat bahkan terhenti. PDJI memasuki masa vakum sekitar tahun 1995 sampai dengan tahun 2001.
Dengan merujuk pada berbagai kondisi, aspirasi para DJ, serta perjalanan PDJI itu sendiri, maka mulai bergulirlah upaya untuk merevitalisasi dan mereaktivasi PDJI. Wacana ini segera mendapat sambutan hangat dari sejumlah DJ, baik yang sudah “veteran” maupun para DJ muda.
Singkat cerita dengan berabagai pertemuan selanjutnya, Pada tanggal 7 Desember 2013 dilakukan upaya sosialisasi lagi. Pada kesempatan tersebut dijelaskan kembali wacana mengenai revitalisasi/reaktivasi PDJI yang diikuti dengan penyerahan secara simbolik kepengurusan PDJI dari Firman Tendry kepada Jacky Mussry.
Selain itu juga ada penjelasan rinci mengenai isi akte notaris yang kemudian ditandatangani oleh para pengurus sementara PDJI. Itulah saat pertama kalinya PDJI sebagai organisasi scara hukum mempunyai mempunyai legalitas.
Kegiatan Tahunan
Agenda tahunan dari PDJI Korwil Jaksel sendiri yakni Sahur on the Road (SOTR). Agenda ini sengaja dibuat karena memang pada pulan puasa aktivitas DJ libur. Tentu selain mereka yang memang masih tetap main atau liburan ke Bali.
“Kita sudah rutin sejak 2016. Karena sudah rutin, saya tidak perlu programkan. Bahkan walau saya lupa kadang anak-anak yang mengingkatkan saya,” kata Iyanswee.
Iyanswee juga menuturkan, bahwasannya banyak keuntungan yang bisa didapat ketika masuk menjadi keanggotan dari PDJI ini. Diantaranya bisa mendapatkan pendidikan dan menyalurkan bermain ke luar negeri, misalnya ke Malaysia.
“Keuntungannya gini, kamu DJ, PDJI pun punya program untuk membantu menyekolahkan kamu sehingga bisa main di luar negeri, seperti malaysia, dan lain sebagainya. kita punya program penggodokan itu. Dan kamu DJ, kamu badan hukum, masa kamu enggak bangga. Artinya jadi lebih resmi,” jelas Iyan.
Perlu diinformasikan juga untuk para DJ, PDJI memiliki agenda tahunan yang luar biasa, kata Iyan, di mana PDJI Pusat, setiap tahunnya selalu mengadakan Indonesia Disc Jockey championship (IDJC). “Pada 24 dan 25 Oktober 2019 nanti, acaranya akan berlangsung sepenuhnya di Jakarta,” ucap Iyan.